BERDUA DI TEPI PANTAI
Puisi Erick Hidayat
Terlihat kuning-kemerahan rona sang surya
yang perlahan kian tenggelam— renangi angkasa
dengan ribuan tajuk, bersama senja—
di pantai cinta.
Sejenak kau rebahkan kepala
dibahu kiriku— nikmati sapaan semilir
angin pantai yang manja terasa,
seiring dengan burung camar bercengkrama
ditengah gemuruh ombak menerpa
bebatuan karang didepan kita.
Perlahan kau tengadahkan wajah—
tatap aku dengan binar mata bertafsir kasih.
Entah apa yang kau inginkan saat itu..?
Hanya satu yang termaktub di hati;
Ya, kau hanya menginginkan aku…
Hingga erat kau peluk aku
seiring dengan bayang malam menjelang
dan burung-burung terbang pulang.
Ditengah malam genangi hari;
Kulihat purnama berseri.
Sinarnya begitu lembut, belai
wajah kita dengan sentuhan damai.
Air laut terlihat hitam-keperakan
dari kejauhan.
Angin berhembus hidangkan
hawa dingin— memaksa kita
‘tuk saling lekatkan jemari.
Lalu kau bawa aku berdiri—
Simak nyiur yang berderet— melambai
disetiap sudut pantai.
Rambutmu yang hitam panjang, kau biarkan terurai
hingga sesekali menutupi di wajah.
Seketika kau tersenyum— merapat
seraya menggenggam kedua tangan ini,
“A Erick aku sayang kamu…” kau kecup hangat bibirku
“Aku pun sayang kamu, Debi…” jawabku haru.
Sesaat kupandangi bintang, bulan
serta debur ombak di lautan—
hingga mengingatkan aku akan
ciptaan-Nya yang mengagumkan, dan
ia sebagai anugerah- Nya yang tak terlupakan.
Copyright © Erick Hidayat
Saturday, April 14, 2012